Mau Dibawa ke Mana Esport Indonesia – Dunia tetap mengalami perkembangan yang dinamis dan menuju kepada kecanggihan. Oleh sebab itu, kini kegiatan ekonomi tidak hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada. Bagi negara-negara yang punya sumber daya alam yang kurang, layaknya Singapura mereka mengandalkan kapabilitas non sumber daya alam, yaitu sumber daya manusia. Sedangkan, negara Indonesia saat ini tetap mengandalkan sumber daya alam, layaknya tambang, sawit, karet, dan sebagainya.Bandar Bola
Untuk itu Indonesia wajib lakukan revolusi di dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan produksi. Kita wajib paham bahwa tidak selalu sumber daya alam ini selalu menghasilkan. Tidak selalu tambang menghasilkan hasil yang bumi yang baik, bukan.
Suatu saat sepenuhnya ini dapat habis. Terlebih kegiatan industri yang sepanjang ini dijalankan kebanyakan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Contoh saja tambang, berapa banyak tempat yang mengalami banjir akibat galian tambang yang tidak bertanggung jawab. Berapa banyak warga yang kehilangan permukiman untuk pembukaan lahan sawit? Berapa banyak lahan pertanian yang rusak akibat kegiatan industri yang asal jadi?
Di tengah kemajuan zaman sekarang ini, kami wajib beralih ke ekonomi yang mengandalkan ulang inspirasi kreatif, yaitu ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan kegiatan yang mengandalkan kecerdasan, kekreatifitasan, dan kapabilitas manusia untuk menghasilkan sesuatu.
Dengan kata lain, ekonomi kreatif atau yang disingkat Ekraf adalah kegiatan komersiil yang bermodalkan sumber daya yang utama, yaitu manusia. Konsep ekonomi kreatif ini diperkenalkan pertama kali oleh John Hawkins di dalam bukunya The Creative Economy: How people make money from Ideas.
Di Indonesia sendiri ekonomi kreatif mulai berkembang terhadap era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap tahun 2006. Saat itu badan yang menaunginya disebut Badan Ekonomi Kreatif atau disingkat Bekraf. Perkembangan dunia ekonomi kreatif memasuki babak baru terhadap era pemerintahan Joko Widodo. Badan Ekonomi Kreatif dilebur menjadi satu menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Parekraf.
Dalam sistem perjalanan dan perkembangan tersebut, pelaku industri kreatif beserta pemerintah tetap melacak solusi paling baik untuk kedewasaan ekonomi kreatif di Indonesia. Presiden Jokowi memperkirakan bahwa kami dapat mampu bersaing dengan negara lain, layaknya Jerman, Inggris, Perancis terhadap 2030. Hal itu mampu terjadi dengan mengandalkan ekonomi kreatif atau sumber daya manusia yang berkualitas. Ditambah kami punya kebudayaan yang melimpah yang andaikan tahun 2030 generasi muda menggunakan modal ini menjadi kapabilitas perekonomian.
Terdapat 17 sub sektor ekonomi kreatif yang dimiliki Indonesia yakni; arsitektur, desain interior, desain-komunikasi-visual (DKV), desain produk, fashion, film-animasi-video, fotografi periklanan, kerajinan (kriya), kuliner, musik, aplikasi, pengembangan permainan, penerbitan, periklanan, tv dan radio, seni pertunjukkan, dan seni rupa. Dari ke 17 itu pemerintah sebagai fasilitator tetap melacak kebijakan yang paling baik di dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Terlebih di dalam bidang permainan. Permainan atau game punya potensi di dalam pergerakan ekonomi negara. Memang saat ini dunia game tetap dikuasai oleh Jepang, China, dan Korea Selatan. Contoh saja Korea Selatan, yang mampu menjajakan produk game mereka sebagai bentuk dari ekspor budaya. Dahsyatnya, industri game mengalahkan ekspor dari KPOP. Tentu saja Indonesia belum secanggih itu, tapi kami wajib mampu mengelaborasi apa yang dijalankan oleh Korea Selatan. Saat ini kebanyakan game yang berkembang adalah game hasil impor.
Namun, belakangan ini industri kreatif khususnya esport tetap mengalami perkembangan yang pesat, apalagi Indonesia mendapatkan perhatian yang besar dari negara lain di dunia.
Menurut information terakhir dari Newzoo, Indonesia telah menjadi tidak benar satu pasar game terbesar di Asia Pasifik dengan angka meraih US$941 juta atau sekitar Rp13 triliun dengan populasi online 52,6 juta dan kuantitas gamers meraih 34 juta. Memang terdapat banyak pro kontra yang terjadi di penduduk berkenaan esport, tapi benar saja esport telah banyak mengakses lapangan pekerjaan baru di Industri kreatif dan berdampak terhadap keuntungan ekonomi.
Industri e-sports jangan dipandang sebelah mata. Kita wajib lihat industri ini sebagai peluang ekonomi baru dan sesuatu yang mampu mengangkat nama baik Indonesia di kancah internasional. Selama ini banyak anak muda yang berhasil mengharumkan bangsa Indonesia di internasional di dalam bidang esport, sebut saja Evos Esport dan BTR RA.
Esport bukan merupakan industri kecil yang mampu diakui remeh. Banyak perihal yang mampu dijalankan di dalam dunia esport ini. Tak hanya menjadi atlet, seseorang mampu menjadi organizer, shout caster, konten creator, dan lain sebagainya. Dengan peluang demikian, harusnya kami mengakses mata terhadap industri ini. Baik pemerintah maupun penduduk wajib bekerja sama dengan baik, meskipun di dalam prosesnya mengalami tantangan dan hambatan.
Upaya yang dijalankan pemerintah sepanjang ini memang telah baik, layaknya mengadakan turnamen bertaraf nasional dan internasional. Namun, perihal itu merupakan perihal mikro yang berdampak terlalu kecil di dalam perkembangan ini. Pemerintah harusnya lakukan kebijakan yang berwujud makro, layaknya infrastruktur digital, kebijakan perdagangan ISP, perpajakan, landasan hukum, ataupun yang lainnya yang untungkan semua pihak di dalam esport.
Dukungan tersebut mampu dijalankan dengan menambahkan asosiasi yang terlalu netral ataupun merumuskan landasan hukum dan perpajakan soal esports. Selain itu, pemerintah wajib menambahkan edukasi dan pemahaman yang lebih baik atas dunia esport. Contohnya, menopang mengenalkan esports dan dunia gaming ke arah yang baik. Sebagai pekerjaan atau profesi, misalnya. Pasalnya, perihal tersebut mampu menghalau kegelisahan orang tua.
Dalam usaha ini pemerintah punya tiga upaya untuk mengembangkan industri esport. Pemerintah menyatakan upaya tersebut adalah dengan cara mengurangi peran pemerintah sebagai regulator dan menaikkan peran pemerintah sebagai fasilitator. Pemerintah telah membentuk Asosiasi Olahraga Video Games Indonesia (AVGI) dan Iespa atau Indonesia esport Association untuk menjaga dan menciptakan ekosistem esport yang sehat, seimbang, dan positif.
Sebagai regulator pemerintah menyederhanakan dan membuat regulasi yang lebih simpel dan tidak berbelit-belit. Contoh yang dijalankan pemerintah adalah penyedia sistem elektronik hanya dapat butuh registrasi. Selama ini perizinan untuk industri sangatlah susah dan ketat. Oleh sebab itu, pemerintah menyederhanakannya layaknya industri telekomunikasi, penyiaran, dan pos. Hal itu wajib dijalankan agar esport mampu terjadi dengan mudah, dengan ekosistem yang baik sepanjang ini. Tentu saja sebuah kebijakan atau regulasi yang rumit dapat membuat industri esport sukar terjadi dan berkembang.
Pemerintah sebagai fasilitator wajib memfasilitasi insfrastruktur pendukung, contohnya saja akses internet. Dukungan pemerintah itu telah nyata dengan proyek Palapa Ring dan 4G yang kini telah selesai. Infrastruktur internet merupakan modal basic bagi dunia esport. Keterbatasan dan perbedaan layanan digital dan internet di Indonesia membuat generasi muda dari lokal sukar untuk berkembang layaknya halnya yang punya akses yang baik.
Kemudian, pemerintah termasuk dapat menopang perkembangan start up digital. 1.000 start up digital dikembangkan untuk memfasilitasi generasi muda untuk mengembangkan talenta digital. Selain itu, pemerintah termasuk menambahkan apresiasi dengan menambahkan 20.000 beasiswa untuk kapabilitas digital yang telah berpartner dengan 20 universitas ternama di Indonesia.
Pemerintah termasuk mampu menambahkan pandangan dan roadmap yang jelas. Keseriusan pemerintah tersebut mampu dijalankan dengan membuat anggaran yang lebih di dalam pengembangan industri esport. Selama ini banyak atlet esport yang ikuti turnamen internasional yang belum mendapatkan pertolongan dari pemerintah. Hal ini terlalu dibutuhkan sebagai bentuk apresiasi dan penggungah impuls bagi para calon atlet esport.
Pemerintah mampu membahas esport untuk dijadikan sebagai ektraskulikuler atau apalagi mata pelajaran. Karena esport bukan hanya mampu dimaknai sebagai permainan biasa. Kini esport punya kedudukan yang sama layaknya sepakbola, bulutangkis, dan sebagainya. Esport merupakan olahraga. Upaya tersebut mampu dikaji mengingat untuk menjadi atlet yang berhasil dibutuhkan latihan yang terfokus. Dengan demikian, anak muda yang punya minat dan juga bakat di dalam bidang ini mampu terfasilitasi.
Pemerintah yang punya fungsi yang terlalu besar di dalam industri ini. Pemerintah sebagai regulator wajib menyederhanakan kebijakan yang mempersulit perkembangan esport. Selain itu pemerintah wajib membuat regulasi yang responsive. Maksudnya pemerintah membuat kebijakan yang mampu menopang kemajuan esport contohnya saja dengan membuat anggaran khusus, atau berkenaan perihal lain yang berfungsi bagi esport Indonesia.
Peran pemerintah sebagai fasilitator wajib tetap diperkuat. Mengadakan turnamen yang bergengsi, membangun infrastruktur digital, menopang atlet esport di dalam kancah internasional. Semuanya itu wajib dijalankan oleh pemerintah fungsi menopang kemajuan esport.
Atau apalagi lebih dari itu, pemerintah mampu belajar dari Korea Selatan yang tidak hanya menjadi costumer game, tapi pembuat dan pengembang game. Pemerintah menambahkan perhatian tertentu untuk budaya yang mereka miliki, agar budaya tersebut mampu menyebar dengan luas, tidak benar satunya game yang berbasis budaya. Dengan melimpahnya keanekaragaman budaya yang kami miliki, harusnya mampu dikembangkan, agar budaya kami dikenal oleh bangsa luas lewat game. Kenyataan sepanjang ini bahwa kami menjadi penikmat dan pencandu produk luar negeri.
Baik pemerintah, masyarakat, dan semua anak muda wajib bekerja sama untuk mengembangkan esport. Pemerintah wajib membuat kebijakan atau trik yang sistematis dan terukur untuk perkembangan esport. Masyarakat termasuk wajib mengakses mata terhadap industri ini, sebab dunia telah berubah. Lebih daripada itu, esport merupakan peluang ekonomi baru bagi Indonesia.